Rabu, 26 April 2017

Mengulas lagu Dhondhong Opo Salak



Lagu daerah adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Bentuk lagu ini sangat sederhana dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa setempat. Lagu daerah banyak yang bertemakan kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk dipahami dan mudah diterima dalam berbagai kegiatan rakyat.  Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname (NN).

Menurut sifat dan keberasalannya lagu daerah dibedakan menjadi dua. Lagu rakyat dan Lagu klasik. Lagu rakyat yaitu lagu yang berasal dari rakyat di suatu daerah. Lagu rakyat tersebar secara alami yang disampaikan secara lisan dan turun-temurun. Contoh lagu rakyat yaitu lagu yang dipakai untuk pernikahan, kematian, berladang, berlayar, dsb.

Lagu klasik yaitu lagu yang dikembangkan di pusat-pusat pemerintahan rakyat lama seperti ibukota kerajaan atau kesultanan. Lagu klasik dinilai lebih agung dibandingkan lagu rakyat saat pembawaannya. Ini disebabkan karena lagu klasik memiliki fungsi yang lain, yaitu diterapkan pada upacara-upacara adat kerajaan.

Fungsi lagu daerah banyak sekali. Diantaranya..
1. Upacara Adat.
Di Sumba sebagai pengiring roh dalam upacara Merapu dan musik angklung dalam upacara Seren Taun (panen padi) di Sunda.
2. Pengiring tari dan pertunjukan
Lagu lagu langgam yang dipadu dengan gamelan di jawa dipakai untuk mengiringi pementasan tari Serimpi di jawa tengah. Bisa juga dipakai unuk pertunjukan wayang kulit, kethoprak, ludruk, drama dsb.
3. Media Bermain
Contohnya cublak cublak suweng dari Jawa Tengah, ampar ampar pisang di Kalimantan Selatan, dan pok ame ame dari Betawi.
4. Sebagai media komunikasi
Pertunjukan musik atau lagu di suatu tempat dapat dipakai media komunikasi secara tidak langsung yang ditandakan dengan banyaknya orang yang melihat pertunjukan.
5. Sebagai media penerangan
 Kini lagu dalam aneka iklan layanan masyarakat maupun lagu populer dipakai sebagai media penerangan. Contohnya lagu tentang pemilu, imunisasi, juga lagu bernafaskan agama menjalankan fungsi ini.

Kali ini saya akan menjelaskan lagu daerah dari Jawa Tengah yaitu “Dhondong apa salak”, didalam lagu ini banyak makna yang dapat kita petik dan pelajari kemudian kita terapkan didalam kehidupan kita sehari – hari. Walaupun lagu daerah ini sangat sederhana tapi tidak kalah menariknya dengan lagu – lagu pop jaman sekarang.

DHONDHONG APA SALAK

Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
Ngandhong apa mbecak, m'laku timik-timik
Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
Ngandhong apa mbecak, m'laku timik-timik
Atik ndherek Ibu tindak menyang pasar
Ora pareng rewel ora pareng nakal
Ibu mengko mesthi mundhut oleh-oleh
Kacang karo roti Atik dhiparingi
Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
Gendhong apa pundhak aja ngithik-ithik

Syair tembang ‘Dhondhong apa Salak’ apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah
Dhondhong atau salak, duku kecil-kecil
Naik delman atau becak, jalan pelan-pelan
Naik delman atau salak, duku kecil-kecil
Naik delman atau becak, jalan pelan-pelan
Mau ikut ibu pergi ke pasar
Tidak boleh rewel tidak boleh nakal
Ibu nanti mesti dapat oleh-oleh
Kacang sama roti mau dibeli
Naik delman atau salak, duku kecil-kecil
Gendong atau naik pundak aja pelan-pelan


Sebuah lagu adalah  bentuk ungkapan atau curahan hati dari sang penciptanya, menulis baris demi baris bait lagu dan kata demi kata pasti mempunyai berbagai makna atau pesan yang akan disampaikan kepada pendengar lagunya. Kali ini saya sedang membahas tentang lagu “dondong opo salak” yang berasal dari jawa dan liriknya pun menggunakan syair bahasa jawa, lagu ini   yang mepopulerkan pertama kali oleh penyanyi senior Krisbiantoro sekitar tahun 60-70-an. Penyanyi senior ini sangat bangga bisa membawakan lagu ini, lagu tersebut adalah lagu  anak-anak namun di dalam syairnya yang lugas, tidak berbelit-belit dan mudah dipahami, tapi di dalam itu semua pencipta memberikan pemahaman makna tentang pekerti yang luhur. Kira-kira seperti dibawah ini syair lagu tersebut.

Dondong opo salak, (Buah dondong, apa buah salak). Duku cilik-cilik, (Buah duku kecil-kecil) . Andong opo becak  (Naik kereta kuda atau naik becak) , Mlaku thimik-thimik.  (Jalan pelan-pelan)

Lagu ini sangat singkat dan tidak perlu waktu lama untuk menghafalkan lagu sedemikian pendek, sangat mudah untuk diingat. Kalau diperhatikan dan dicermati, buah-buahan yang disebutkan diatas bukanlah buah istimewa yang harganya selangit, ataupun mungkin buah impor, atau buah berkelas, buah tersebut adalah buah lokal dan bahkan buah yang  murah yang bisa dibeli di pasar, namun apabila kita berikan makna yang mendalam dalam buah tersebut tentu akan lain ceritanya.

Buah dondong/kedondong: kita cermati seperti yang kita ketahui bahwa buahnya halus pada bagian luar saja, namun setelah kita makan,apa yang terjadi di dalam isinya?, berduri , bentuknya berantakan, bahkan kita harus berhati-hati untuk memakanya. Makna dalam hidup mengenai buah kedondong, menjadi manusia seharusnya antara lahir dan batin adalah sejalan. Apabila antara lahir dalam hal ini ucapan dan tingkah laku tidak sama dengan isi hati, bisa disebut dengan orang yang culas, bahkan dalam  islam, orang yang bertingkah seperti tersebut dianggap orang munafik, antara perbuatan dan ucapan sudah jauh berbeda. Dijelaskan dalam hadist berikut

Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat”. (HR Bukhari)
  
Buah salak : buah yang satu ini berbalik dengan buah kedondong, seperti yang telah kita ketahui, buah salak, pada daging buahnya ditutup oleh kulit yang terlihat bersisik dan tajam, susah untuk di buka, tentunya masih banyak buah yang seperti buah salak, tampak luarnya saja yang tidak bagus, namun dalamnya sangat kita suka karena lembut dan enak untuk dimakan. Dalam kehidupan, bersosial dan bermasyarakat kita tidak boleh hanya melihat dan menilai seseorang dari tampak luarnya saja, tampak dari luar memang tidak baik, belum tentu isi hatinya. Kalau bahasa sekarang yang familiar dan lagi terkenal adalah “inner beauty”. Pergaulan dimasa masa sekarang telah mengedepankan penampilan saja, sehingga apa yang ada didalam seolah dapat ditutupi semuanya oleh penampilan luar. Tentang buah salak dalam kejadian saat ini adalah , apa saja yang luarnya tidak baik maka angapannya tentu bagian dalam juga tidak baik. Sikap yang demikian dalam agama islam bisa dianggap bersuudzan kepada orang lain, karena selalu menilai dari kulit luarnya saja.                                   
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa.” (Al-Hujurat: 12)

Buah Duku: Meskipun buahnya sangat kecil, namun buah ini seharusnya menjadi wakil dalam memfilosofi hidup kita, kulit luar dan isinya sama, luarnya halus dalamnya pun demikian. Sudah seharusnya watak manusia yang beradab, berpendidikan dan berakhlak, paling tidak beriman kepada Tuhannya, akan menjalankan kebaikan, bertingkah laku seperti yang telah di gambaran buah duku, meskipun kecil antara kulit dan isinya sama-sama menunjukkan hal yang baik. Berbuatlah sesuatu yang baik dan tidak menyakitkan, baik itu secara lahir maupun batin.

Kemudian dengan lirik lagu selanjutnya. Andong Opo Becak, Mlaku thimik-thimik, makna dengan bahasa Indonesia adalah memilih naik andong atau becak, apa jalan pelan-pelan. Ketika kita dihadapkan dua pilihan, antara naik andhong atau becak, tetapi ada pilihan lain, jalan pelan-pelan. Untuk menjadi kupu-kupu yang indah, sungguh tidak mudah. Mulai dari ulat, kepompong, dan seterusnya mengikuti aliran proses kematangan. Mlaku thimik-thimik juga menggambarkan bahwa “biar lambat asal selamat”. Di Zaman yang serba modern ini, gerak gerik sudah begitu cepat, dengan adanya hal tersebut, proses yang panjang mungkin bisa teratasi, terbantu, namun tetap, proses tetaplah proses. Kalau kita maknai dan kita cermati, kenapa harus memilih antara naik andong atau naik becak, tetapi kemudian ternyata yang dipilih adalah dengan jalan pelan-pelan. Semua itu dapat kita artikan dengan berjalan menuju sebuah tujuan atau menggapai sebuah tujuan seharusnya dilakukan dengan pelan namun pasti, bukan mengambil jalan pintas, jalan yang memanfaatkan jerih payah orang lain atau dengan tenaga orang lain, sementara kita hanya berpangku tangan mengandalkan uang dan sesuatu yang dapat membeli tenaga atau jasa seseorang. Andong adalah filosofi dimana kita menggunakan tenaga kuda dan sang kusir untuk menuju sebuah tujuan, naik becak juga demikian, menggunakan tenaga sipengayuh becak untuk menuju sebuah tujuan. Semua perilaku menggunakan tenaga orang lain atau tangan kedua, dalam hal ini adalah memperlancar kegiatan dalam artian yang positif tentu tidak akan bermasalah namun apabila tujuanya adalah yang negatif tentu sudah melanggar aturan,norma-norma yang berlaku di masyarakat, norma hukum, norma agama, norma sosial dan budaya. Dalam sebuah ayat  al-quran dituliskan

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Semua daya upaya dalam kehidupan, apa saja yang telah kita susun tidak akan pernah lepas dari cobaan dan ujian, mencari sesuatu atau mengusahakan sesuatu tentu ada pengorbanan, untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sifat pantang menyerah, bersungguh-sungguh dalam menjalankan apa yang diinginkan, insyaallah akan tercapai dengan baik.

Pada syair “mlaku thimik-thimik”,yang berarti jalan pelan-pelan, merupakan sebuah presentasi kesunguh-sunguhan dalam menjalankan upaya menuju tujuan. Dalam sebuah novel yang pernah saya baca, tentunya novel inspiratif, terdapat kalimat yang berbunyi “man jadda wa jadda”  yang berarti adalah, barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil. Sebuah usaha dan kesungguhan hati, dalam artian antara usaha dan doa, dipompakan dan didukung  dengan semangat juang yang kuat serta semangat pantang menyerah,karena sejatinya tidak ada hal yang mustahil untuk didapatkan.

Kali ini saya akan membahas kepada topik pendidikan, perkembangan jaman yang luar biasa pesat, baik dari segi teknologi dan budaya, saat ini sudah sangat jarang ditemukan di sekolah-sekolah, menyampaikan pendidikan karakter melalui media lagu atau kegiatan lain, kita ketahui pendidikan karakter adalah upaya didalam membangun generasi yang santun, generasi yang cerdas, generasi yang menghargai orang lain,generasi yang menyayangi sesama intinya adalah generasi yang berakhlak. Salah satu bukti pendidikan karakter yang gagal saat ini adalah siswa tawuran, hampir semua pemberitaan dimedia masa, tawuran pelajar terjadi di seluruh pelosok negeri. Adakah yang salah dengan system pendidikan Negara kita, yang biasa terdengar adalah setiap tahun selalu dibebankan standar nilai kelulusan semakin tinggi, apa yang terjadi kemudian adalah kong kalikong antara siswa dengan siswa, agar bisa lulus bagus, bahkan gurupun berperan terjadinya kecurangan membocorkan kunci jawaban dalam ujian nasional bahkan sampai ada kejadian jual membeli kunci jawaban.

Harapan saya terbesar saat ini sebagai salah satu mahasiswi adalah memulai semua itu atau menerapkannya dari diri pribadi, untuk selalu menanamkan moral dan etika dalam setiap belajar dan bersosialisasi, minimal bisa dimulai dari lingkup keluarga, selalu mengingatkan anggota keluarga bahwa berperilaku jujur, adil tidaklah sesuatu yang kampungan atau kuno. Menjadi seorang yang hebat tidaklah mudah, namun tetap harus dimulai,





Tidak ada komentar:

Posting Komentar